Sesuatu diluar kewajaran dapat menjadi hal yang menakjubkan, decak kagum dan pujian kepada sang Khalik ketika menyaksikan sebuah foto yang berhasil diabadikan dari kamera HP memperlihatkan gumpalan awan di langit membentuk lafaz atau tulisan “Allah”. Demikian halnya pula lafaz “Allah” yang ada di pohon, buah atau tempat lainnya yang sering kali viral dan membuat kagum manusia kepada sang khalik pencipta alam semesta.
Tapi sayangnya manusia sadar akan kebesaran Tuhan ketika ia hanya melihat dan menyaksikan dengan bola matanya, sedangkan hal yang tersembunyi tak pernah disadari. Sebagian manusia tak sadar bahwa kebesaran Allah SWT justru ada pada tubuhnya sendiri, bagaimana DIA membuat sistem percernakan atau pernapasan pada tubuh, darah dapat mengalir dari jantung ke seluruh tubuh untuk mengangkut oksigen dan sari pati makanan, atau DNA yang merupakan informasi genetik mengandung semua pengkodean genetik yang digunakan untuk mengontrol fungsi, perilaku dan juga pengembangan organisme hidup seperti manusia, sehingga manusia memiliki kemiripan dengan bapak/ibunya, atau juga bagaimana manusia diciptakan dari pertemuan sel telur dan sperma yang kemudian hasil pertemuan itu dibesarkan dalam rahim wanita. Belum lagi manusia tak pernah mampu melihat bagaimana sang khalik mengatur sistem tata surya, berbagai galaksi, yang hanya bisa dipahami oleh manusia dengan melihatnya dari bumi.
Begitulah ketika kekaguman pada sang Khalik hanya semata didasarkan pada penglihatan bola mata, sama halnya ketika ketakutan sebagian manusia ketika ia harus berhadapan dengan binatang buas; ular, singa, harimau dan lain sebagainya. Tak ada yang berani, semua akan berlari tunggang langgang ketika harus berhadapan dengan singa liar yang kelaparan!
Tapi tidak halnya dengan sebagian manusia yang dengan angkuh dan sombongnya ketika berhadapan dengan yang tak terlihat oleh mata, virus corona, covid 19. Teriakan kesombongannya luar biasa, “kenapa harus takut virus corona, tidak takut neraka !….”, “mati hidup itu ada di tangan Tuhan !”, “Ustadz penakut, takut corona !”, “Mesjid ditutup karena takut corona!”, dan berbagai kata sumpah serapah muncul….
Padahal sudah sangat jelas bagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda dengan jelas sejelas-sejelasnya, dengan perumpamaan yang mudah dipahami dengan logika yang sederhana tak perlu berpikir keras, apa sabda itu ?
“agar kita berlari ketika berhadapan dengan wabah penyakit yang menular seperti kita berlari menghindari singa“
Palembang, 27 April 2020
Blogger Comment
Facebook Comment