Model pembelajaran penemuan (discovery learning) dapat didefinisikan sebagai pembelajaran untuk melatih
peserta didik menjadi ilmuan atau seseorang
yang saintis, karena pada metode pembelajaran ini peserta didik tidak
disajikan informasi secara langsung, siswa
atau mahasiswa perlu mengorganisasikan pemahaman mengenai informasi
tersebut secara mandiri.
- Menurut Ruseffendi (2006:329), metode
Discovery Learning adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran
sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya
itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan
sendiri.
- Menurut Hosnan (2014:282), discovery
learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan
menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan
setia dan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan, siswa juga
bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang
dihadapi.
- Menurut Sund, discovery learning
adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep
atau prinsip. Proses mental tersebut antara lain mengamati, mencerna,
mengerti menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur,
membuat kesimpulan dan sebagainya (Suryasubrata, 2002:193).
- Menurut Kurniasih, dkk (2014:64),
Model discovery learning adalah proses pembelajaran yang terjadi bila
pelajaran tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,tetapi
diharapkan siswa mengorganisasikan sendiri. Discovery adalah menemukan
konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui
pengamatan atau percobaan.
- Menurut Asmui (2009:154), metode
Discovery Learning adalah suatu metode untuk mengembangkan cara belajar
siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yng
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah untuk
dilupakan siswa.
Prinsip
belajar yang nampak jelas dalam Discovery Learning adalah materi atau bahan pelajaran yang
akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi siswa
sebagai peserta didik didorong untuk
mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan
dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk
(konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk
akhir.
Dalam
Konsep Belajar, sesungguhnya metode Discovery Learning
merupakan pembentukan kategori-kategori atau konsep-konsep,
yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi.
Sebagaimana teori Bruner tentang kategorisasi
yang Nampak dalam Model Pembelajaran Discovery, bahwa Discovery adalah pembentukan
kategori-kategori, atau lebih sering disebut sistem-sistem
coding. Pembentukan kategori-kategori dan sistem-sistem
coding dirumuskan demikian dalam arti relasi-relasi (similaritas & difference)
yang terjadi diantara obyek-obyek dan kejadian-kejadian (events).
Pemrograman
komputer merupakan mata kuliah yang sangat tepat untuk digunakan pembelajaran
menggunakan metode ini, ketika mahasiswa sudah sangat memahami mengenai
komponen-komponen dalam pembelajaran pemrograman seperti algoritma dan bahasa
pemrograman itu sendiri. Mahasiswa hanya diberikan informasi mengenai suatu
permasalahan komputasi untuk dipecahkan oleh mahasiswa dengan membuat coding
atau baris-baris pemrograman sebagai wujud dari algoritma atau langkah-langkah
pemecahan masalah yang telah dibuat sebelumnya.
Pendapat Bruner menyebutkan
sebaiknya guru harus memberikan kesempatan muridnya
untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis,
historin, atau ahli matematika. Dalam metode Discovery Learning bahan ajar tidak
disajikan dalam bentuk akhir, siswa
dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan
menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat
kesimpulan-kesimpulan.
Proses belajar akan berjalan dengan baik
dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu konsep,
teori, aturan, atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya
(Budiningsih)
Tiga ciri utama belajar dengan Model Pembelajaran Discovery
Learning atau Penemuan yaitu:
1. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk
menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan
2. Berpusat pada peserta didik
3. Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru
dan pengetahuan yang sudah ada.
Kelebihan
dan Kekurangan Discovery Learning
Suherman, dkk, menyebutkan terdapat
beberapa kelebihan atau keunggulan metode Discovery Learning, yaitu:
- Siswa
aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan
untuk menemukan hasil akhir.
- Siswa
memahami benar bahan pelajarannya, sebab mengalami sendiri proses
menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama untuk
diingat.
- Menemukan
sendiri bisa menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorongnya untuk
melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat.
- Siswa yang
memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer
pengetahuannya ke berbagai konteks.
- Metode ini
melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
Sedangkan menurut Kurniasih, dkk,
metode Discovery Learning juga memiliki beberapa kelemahan atau kekurangan,
antara lain sebagai berikut:
- Metode ini
menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa
yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
mengungkapkan hubungan antara konsep- konsep, yang tertulis atau lisan,
sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
- Metode ini
tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karna membutuhkan
waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori untuk pemecahan
masalah lainnya.
- Harapan-harapan
yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan
guru yang telah terbiasa dengan cara- cara belajar yang lama.
- Pengajaran
discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan
kurang mendapat perhatian.
- Pada
beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur
gagasan yang dikemukakan oleh para siswa.
- Tidak
menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh
siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
0 komentar:
Post a Comment