Hmmm...., hampir semua beranda Face Book teman-temanku hari ini berceloteh perihal Kartini, dan
pada intinya semuanya mengingatkan akan perjuangan ibu kita Kartini sebagai inspirasi buat para wanita sekarang, agar tidak hanya terkekang sebatas ibu rumah tangga yang hanya cuma menjadi pengurus rumah dan tangga, hehehehe kalo ada tangganya…
pada intinya semuanya mengingatkan akan perjuangan ibu kita Kartini sebagai inspirasi buat para wanita sekarang, agar tidak hanya terkekang sebatas ibu rumah tangga yang hanya cuma menjadi pengurus rumah dan tangga, hehehehe kalo ada tangganya…
Mengulas tentang hari Kartini maka akan identik berbicara tentang wanita, tapi entah kenapa di hari Ibu Kartini ini aku teringat akan tajuk pemberitaan di televisi yang kerap kali terjadi, yakni kekerasan dalam rumah tangga (kdrt). Dan bila yang menjadi objek kdrt adalah para istri, maka jelas-jelas hal ini begitu jauh dari semangat Kartini.
So, saya lebih tertarik mengulas si lelaki dari jenisku sendiri….
Pastinya kekerasan dalam rumah tangga lebih sering dilakukan oleh para suami kepada kartini-kartini kita dibandingkan istri terhadap suaminya, karena jelas memang sudah menjadi kodratnya bahwa wanita lebih lemah ketimbang pria.
Apa yang menjadi di benak seorang suami, ketika kartini-nya dijadikan objek pemukulan, apakah karena seorang suami merasa menjadi kodratnya bahwa ia adalah laki-laki yang kuat dan wanita seorang yang lemah, maka dengan gampang seorang suami akan main gampar, main pukul, main tendang dan sebagainya.
Bagaimanapun juga kebanyakan seorang kartini adalah mahluk yang lemah, seberapapun keras dan kuatnya seorang istri, seberapapun berangnya seorang perempuan, seberapapun rewelnya seorang kartini dia tetaplah mahluk yang lemah. Bila halnya demikian maka timbulah keherananku, kenapa masih saja ada seorang suami yang masih mau unjuk kebolehan bahwa ia adalah laki-laki yang lebih kuat ketimbang wanita. Wow, luar biasa bukan !
Unjuk rasa seorang kartini terhadap suaminya kadang-kadang hanya dilakukan dengan berceloteh banyak, keras dan pedas, karena hanya itulah yang bisa dilakukan seorang kartini. Aku bisa membayangkan bila Tuhan memberikan ketetapan bahwa laki-laki dan wanita memiliki kodrat yang sama sebagai mahluk yang kuat, maka tak ayal lagi pada rumah tangga yang tak harmonis kerap kali akan terjadi bangku hantam layakanya pertarungan tinju… hehehehe.
Hey para suami ! beradu tinju dengan istrimu itu bukanlah lawanmu. Ingatlah bagaimanapun kerasnya celotehan istrimu, kerasnya tamparan istrimu ia hanyalah seorang yang lemah, tak perlu dibuktikan lagi bahwa kartinimu adalah mahluk yang tak berdaya dibanding dirimu dengan menendangnya bak jagoan kungfu atau menusuknya dengan pisau.
Kodrat suami yang lebih kuat dibanding istri, karena Tuhan ingin agar kartini bisa berunjuk rasa hanya dengan omelan kepada suaminya, dan karena kartini lebih membutuhkan perlindungan suaminya ketimbang hantaman keras dari tangan dan kaki suaminya…
Weleh… weleh… :-)
0 komentar:
Post a Comment