Walaupun saat ini para penganut agama Islam di beberapa negara tengah ditindas, namun fakta mengenai kebenaran Al Quran itu sendiri tak dapat dibendung lagi oleh orang-orang non muslim yang hatinya memang sedang mencari kebenaran hakiki, yang hatinya tidak cenderung ke hawa nafsu setan, untuk berpaling dari agama mereka semula. Sehingga banyak penganut agama lain pada akhirnya berpindah ke agama Islam mulai dari orang biasa sampai kepada para pemuka agama itu sendiri.
Fenomena masuk Islam begitu mendunia, bahkan sampai kepada negara-negara besar, dan bisa jadi suatu saat gelar Indonesia sebagai negara memiliki populasi muslim terbesar bergeser ke negara lain, terutama India. Hal ini didasarkan dari lima negara besar yang di duga memiliki pertumbuhan muslim paling cepat yaitu; India, Inggris, Rusial, Kanda dan China.
Namun demikian, kebenaran yang dibawa oleh Islam sebagai kebenaran dari Pencipta Alam Semesta tidak berarati bahwa penganutnya terjamin memperoleh kehidupan yang aman, jauh dari penindasan. Seperti yang diuraikan diawal, fakta bahwa beberapa negara dengan mayoritas muslim menjadi negara yang terjajah, terlebih lagi muslim menjadi minoritas, maka akan selalu menjadi bulan-bulanan kaum lain.
Masa keemasan Islam yang dulu telah hilang, walaupun jumlah penduduk muslim dimasa keemasan jauh lebih sedikit tapi kualitas keislamannya jauh lebih baik, karena jumlah bukanlah jaminan, bila hanya sekedar islam KTP, bila sesama islam saling menyalahkan saling mengkafirkan, bila sesama muslim tidak ada lagi rasa saling percaya, bila sesama muslim gemar memfitnah, bila sesama Muslim tak ada rasa persatuan. Karena inilah yang sesungguhnya yang diinginkan oleh kaum penindas Islam. Inilah yang diperjuangkan oleh mereka dari sejak dulu.
Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745)
Penyakit cinta dunia dan takut kematian, telah memecah rasa persatuan ummat Muslim. Masing-masing kelompok, masing-masing negara bermayoritas Islam tidak peduli lagi dengan kaum muslimin di negara lainnya. Para petinggi di berbagai negara eksekutif/legislatif, seperti tidak bernyali sama sekali, jangankan untuk membela, sekedar mengutuk serangan saja tak mampu, sekedar member pengakuan merdeka dan mengirimkan utusan negara saja tak dilakukan. Tapi itu menjadi berbeda ketika yang dihadapi kaum muslim sendiri, maka tak segan-segan untuk mengangkat senjata meski harus bersekutu dengan kaum kafir sekalipun.
Bibit perpecahan antar muslim dimulai dengan selalu mencari perbedaan yang bukan prinsipil, lalu menjadikannya pedoman saling menghujat, saling meng-kafirkan. Kesempatan inilah yang digunakan musuh Islam, terutama musuh dalam selimut untuk memecahkan persatuan umat Islam.
“Sesungguhnya Allah tela melipat bumi ini bagiku, maka aku melihat bagian timur dan baratnya. Dan umatku akan sampai kekuasaan mereka seperti yang ditunjukkan kepadaku. Aku juga diberi perbendaharaan merah dan putih (emas dan perak yang itu adalah harta benda kerjaan Persia dan Rumawi) dan aku meminta kepada Allah untuk umatku agar tidak dibinasakan dengan kelaparan setahun yang membinasakan mereka. Dan agar jangan sampai mereka dikuasai musuh selain diri mereka sendiri hingga akan dihancurkan mereka hingga akar-akarnya. Dan Allah telah berfirman: “Wahai Muhammad, sesungguhnya Aku bila telah menetapkan suatu ketetapan, maka itu tidak bisa ditolak. Aku memberikan bagi umatmu untuk tidak dibinaskan dengan kelaparan setahun. Dan aku tidak jadikan berkuasa atas mereka satu musuhpun selain diri mereka sendiri walau musuhnya sudah bersatu dari berbagai penjuru. Hingga diantara mereka sendiri yang saling menghancurkan satu dengan lainnya” (HR Muslim No.2889).
Wallahua’lam Bisshowab…
Palembang, 28 Juni 2016
Dikutip dan bereferensi dari berbagai sumber
0 komentar:
Post a Comment