Saya yakin sebagian orang ( dan itu termasuk saya sendiri) pernah berkhayal untuk dapat memiliki sebuah kehidupan yang begitu menyenangkan dan sempurna. Bergelimang harta dan uang, apa saja yang diinginkan dapat diperoleh dengan mudah. Segala sesuatu yang serba teratur, tenang tidak terusik dengan pesoalan-persoalan hidup yang melelahkan.
Wajar-wajar saja bila kita menginginkan hal seperti diatas tadi, namun sebaliknya saya pikir beruntunglah dan bersyukurlah bila hal seperti diatas tadi ternyata tidak menjadi kenyataan pada kita, apalagi bila kita ternyata tidak siap dengan kondisi seperti itu.
Karena pada kenyataannya kegemilangan harta yang melimpah telah membuat seoarang anggota keluarga Rockefeller menganggap uang tak lebih dari hanya sekedar timbunan debu di jalan, karena semua “kesenangan” hidup didunia telah ia lalui, hingga pada akhirnya membuat hidupnya mengalami kejenuhan hingga ia memilih berkelana ke hutan-hutan belantara dan menemui ajalnya di sana.
Bisa jadi para kaum selebritis seperti Marilyn Monroe , Elvis Presley, dan banyak lagi yang lainnya yang telah bergelimang harta dan uang juga pada akhirnya memilih dunia lain; narkoba, hanya sekedar untuk mengatasi kejenuhan hidup karena semua kemewahan telah mereka peroleh.
Hmmm… ternyata menghadapi “kesempurnaan hidup dalam kemewahan” yang seperti ini manusia tak sanggup…..
-------------------------------------
Mengutip dari kata-kata orang bijak; Masalah besar dalam hidup adalah ketika hidup tanpa masalah, karena permasalahan-lah membuat manusia justru menjadi lebih hidup.
Menyimak dari kata bijak tersebut, maka bila kesenangan hidup saya umpamakan sebagai unsur positif, dan masalah hidup adalah unsur negatif, maka dalam hidup ini ternyata kita harus memiliki kedua unsur tersebut. Untuk memperoleh unsur positif kita akan bertemu dengan unsur negatif. Dan ternyata unsur negatif bukan hanya sekedar sesuatu yang harus disingkirkan, namun pada kenyataannya unsur negatif adalah memang sesuatu yang kita butuhkan sebagai seni-nya dan tantangan dalam hidup hingga hidup tidak membosankan.
Namun sekarag yang menjadi pertanyaan adalah; seberapa siapnya kita menghadapi permasalahan hidup dan solusi-solusi yang bagaimana yang kita pilih untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang ada. Ketika solusi-solusi yang kita pilih untuk memecahkan permasalahan dalam hidup, lantas apakah kita berharap bahwa bahwa kehidupan kita akan menjadi sempurna.
Dari topik yang dituliskan oleh salah satu temanku diberanda facebooknya beberapa hari yang lalu, hingga akhirnya melahirkan perbincangan dengan teman-teman lain tentang kesempurnaan hidup. Dan dari perbincangan tersebut dapatlah saya buat rangkuman seperti berikut ini.
Hidup menuju kesempurnaan adalah hakekat hidup. Namun ketika kita mati-matian berusaha agar hidup menjadi sempurna maka itu sama saja dengan memenjarakan diri sendiri. Kita memang diperintahkan oleh sang Pencipta untuk menuju kesempurnaan dan bukan menjadi sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik sang Pencipta.
Hidup menuju kesempuranaan adalah sebuah proses, proses dan proses. Proses inilah yang membuat hidup memiliki seni, sehingga hidup menjadi lebih indah dan tidak membosankan. Tuhan kita sang pemilik alam semesta ini dapat saja ia menciptakan bumi dan isinya hanya dengan Kun Fayakun (jadilah maka jadilah) tapi ternyata hal itu tidak Dia lakukan. Tuhan sang pemilik alam semesta ini menciptakan bumi dan isinya melalui beberapa tahapan tidak langsung jadi, karena ada hikmah yang Dia inginkan yang bisa diambil oleh manusia.
Apa yang diperoleh setelah kita berada dipuncak kenikmatan, hmmm… ternyata segitu aja. Tapi ketika proses didalam usaha untuk menuju puncak kenikmatan itulah yang jauh lebih nikmat dan indah (tul gak sih ah…. ngeres khan !?). Asal yang jelas kita memang memilih proses yang mendatangkan keindahan…
Insya Allah, saya akan selalu berusaha untuk bersyukur dengan apa yang didapatkan saat ini, namun tidak ingin cepat merasa puas, saya ingin berusaha dan berusaha terus untuk menuju kesempuranaan walaupun tahu menjadi sempurna itu tidak mungkin, karena memang kita adalah manusia biasa. Namun sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang banyak berguna buat orang lain…
-----------------------------
Mudah-mudahan kita tidak berpikir menuju kesempurnaan hidup dalam kemewahan harta dan kesenangan, tapi menuju kesempurnaan hidup dalam ……………………….
Palembang, 25 Juli 2009
Salam…
0 komentar:
Post a Comment